BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seorang manusia membutuhkan materi (uang) untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang begitu banyak. Materi (uang) sangat berkaitan dengan
pendapatan, dalam hal ini materi (uang) merupakan salah satu bentuk pendapatan.
Lalu apa itu pendapatan? Dalam pengertian umum, pendapatan adalah hasil
pencaharian berupa uang atau materi lainnya yang didapat dari suatu usaha, yang
kemudian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi, pendapatan
memegang peranan penting dalam kehidupan seorang manusia, dengan pendapatan
yang berupa materi mereka dapat membuat peramalan, perencanaan, dan
pengaplikasian yang lebih baik dalam kehidupannya, terutama yang berkaitan
dengan kebutuhan hidupnya. Contoh, seorang pegawai negeri memperoleh pendapatan
(gaji) setiap bulan, dari jumlah pendapatannya itu dia akan membuat suatu
anggaran pengeluaran seperti biaya makan, listrik, air, dan lain-lain untuk
jangka waktu satu bulan. Dia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sesuai
dengan banyaknya pendapatan yang diperoleh.[1]
Pendapatan menjadi aspek yang sangat penting dari setiap
bentuk usaha. Di Negara kita ini, berbagai sektor usaha seperti pertanian,
perkebunan, industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak sektor yang lain
berlomba-lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang
mereka jalani agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian
yang dilakukan oleh berbagai sektor tersebut juga akan memberikan pendapatan
nasional bagi Negara. Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa
barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah
seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu
tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara,
karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhas ilan
perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat
kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka
dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.
Namun, sesungguhnya pendapatan nasional suatu Negara tidak
dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan
rakyat di suatu negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan nasional Indonesia
pada tahun 2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap saja masih (sangat)
banyak rakyat Indonesia yang sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Tentu kita harus mencermati bahwa pendapatan
nasional merupakan kumpulan pendapatan dari setiap kegiatan perekonomian
berbagai sektor yang terdapat pada suatu negara dalam periode satu tahun, jadi
ada kemungkinan terjadinya kesenjangan pendapatan antar daerah di Negara ini.
Kesenjangan pendapatan antar daerah terjadi dapat disebabkan oleh letak
geografis suatu daerah, tingkat kecerdasan rakyat pada suatu daerah, dan jumlah
lapangan kerja di suatu daerah. Nah, kesenjangan pendapatan antar daerah inilah
yang menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi,
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasionala adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Salah
satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu
negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional
ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai
dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan
dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai.
Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk
membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan
datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan
kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi
untuk mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang.[2]
Pendapatan nasional dapat disebut juga sebagai ukuran nilai
output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode
tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat
vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok
ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan
terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional
suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan
rakyatnya. Namun, sesungguhnya pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat
sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di
suatu Negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan nasional Indonesia pada tahun
2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap saja masih (sangat) banyak rakyat
Indonesia yang sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.[3]
B.
Konsep Pendapatan Nasional
Berikut ini merupakan bebrapa konsep yang mempengaruhi
Pendapatan Nasional suatu Negara:[4]
1.
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Hal ini dapat dirumuskan sebagai
berikut : PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor
Income from Abrood), di mana :
PNB = Produk Nasional Bruto/Gross National Product
(GNP)
PDB = Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product
(GDP).
Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara
yang tinggal di luar negeri dikurangi pendapatan warga negara asing yang
bekerja di dalam negeri.
2.
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross
National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut.
3.
Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net
National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak
tidak langsung. Yang
dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
4.
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan
yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari
sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan,
tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah,
dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Rumusan untuk menghitung PI adalah :
PI = NNI - (Laba ditahan + pajak perseorangan + iuran jaminan sosial + transfer
payment).
5.
Pendapatan yang siap dibelanjakan
(DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang
dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable incomeini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Rumusan untuk menghitung DI adalah
: DI = PI - Pajak Langsung. Jika penjelasan tentang pendapatan nasional
kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah ini:
GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI
C.
Macam-Macam Perhitungan Pendapatan
Nasional
Macam-macam perhitungan pendapatan negara dapat dihitung
dengan tiga pendekatan, yaitu sebagai berikut:
1.
Pendekatan Pendapatan
Perhitungan pendapatan nasional
dengan pendekatan pendapatan dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh
pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi
dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas
faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Rumus Pendekatan pendapatan : Y = R + W + I + P
R =
rent = sewa
W = wage =
upah/gaji
I = interest =
bunga modal
P = profit
= laba
2.
Pendekatan Produksi
Perhitungan pendapatan nasionala
dengan pendekatan produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai seluruh
produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif,
jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan
pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau
barang setengah jadi).
Rumus Pendekatan produksi : Y = Y =
(PXQ)1 + (PXQ)2 +…..(PXQ)n
Keteranagan
: (P = harga) & (Q = kuantitas)
Perhitungan pendapatan nasional dengan konsep pendapatan
nasioanl GDP, perhitungan pendapatn produksi di Indonesia dilakukan dengan
menjumlahkan semua sektor industry yang ada, sektor industry tersebut
dikelompokkan menjadi 11 atas dasar ISIC(Internasioanl Standard Industrial
Classification) meliputi:[5]
·
Sektor produksi pertanian
·
Sektor produksi pertambangan dan
penggalian
·
Sektor industry manufaktur
·
Sektor produksi bangunan
·
Sektor produksi sewa rumah, dll
3.
Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan pendapatan nasionala
dengan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan menghitung jumlah seluruh
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan
dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi
negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran
investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
Pendekatan Pengeluaran : Y = C + I + G + (X-M)
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
Perhitungan pendapatan nasional
dengan konsep pendapatan nasional GNP, dapat dilakukan dengan menjumlahkan
permintaan akhir unit-unit ekonomi, yaitu:[6]
·
Rumah tangga berupa konsumi
·
Perusahaan berupa investasi
·
Pengeluaran pemerintah
·
Pengeluaran ekspor dan impor
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Nasional
Faktor-faktor yang memepengaruhi pendapatan nasional dibagi
menjadi tiga aspek yaitu sebagai berikut:
1.
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai
dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan
barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai
tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan
atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat
kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat
cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan
nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan
pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan
menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
2.
Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total
untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka
waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah
bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi,
pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang
membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan
pendapatan.
3.
Investasi
Investasi adalah suatu pembelanjaaan
pada suatu barang dan tambahan untuk persediaan. Pada dasarnya pengeluaran
untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan
barang dan jasa. Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen
penting dari pengeluaran agregat.
E.
Manfaat Mempelajari Pendapatan
Nasional
Beberapa manfaat mempelajari pendapatan nasional suatu
negara, yaitu sebagai berikut:[7]
1.
Mengetahui tentang struktur
perekonomian suatu Negara.
2.
Dapat membandingkan keadaan
perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi.
3.
Dapat membandingkan keadaan
perekonomian antar Negara.
4.
Dapat membantu merumuskan kebijakan
pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bertolak dari latar belakang di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
·
Pendapatan nasional adalah ukuran
nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode
tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu Negara dalam satu tahun.
·
Konsep pendapatan nasional adalah
sebagai berikut produk domestik bruto (GDP), produk sasional bruto (GNP),
pendapatan nasional netto (NNI), pendapatan perseorangan (PI), Pendapatan yang
siap dibelanjakan (DI).
·
Cara untuk menghitung pendapatan
nasional dengan cara pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan
pengeluaran.
·
Manfaat penghitungan pendapatan
nasional adalah untuk Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu
Negara, dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar
daerah atau antar propinsi, dapat membandingkan keadaan perekonomian antar
Negara, dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
·
Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional
adalah permintaan dan penawaran agregat, konsumsi dan tabungan, dan investasi.
·
Pengeluaran Aggregate dapat
dikelompokkan atas empat komponen, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga,
pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis), pengeluaran pemerintah, dan
permintaan luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pendapatan Nasional, hal 1 (Online)
http://ahmadyulischolik.blogspot.co.id/2013/11/makalah-pendapatan-nasional.html, diaskses pada 12 Desember 2017.
[2]Pendapatan_Nasioanal_Ekonomi_Makro,hlm.1(Online).http://iinwulandari13.blogspot.co.id/2015/02/pendapatan-nasional-ekonomi-makro_27.html, diakses pada 12 Desember 2017.
[5] Ekonomi Makro Islam: Pendekatan
teoritis, (Jakarta, Kencana Perdana Media Group, 2009), hlm: 22-23.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar